Rajin Olahraga Berat Badan Bisa Turun?
Sebuah jurnal mengatakan, makanan dan minuman seperti salah satu merek minuman bersoda bertanggungjawab atas pandangan yang ditangkap masyarakat bahwa aktivitas fisik dan olahraga dapat mencegah seseorang menjadi kelebihan berat badan.
Namun menurut Dr. Aseem Malhotra, salah atu dari tiga dokter yang membuat jurnal itu, sebenarnya aktivitas fisik dan olahraga memang dapat menurunkan resiko penyakit jantung, demensia dan kondisi lain, namun tidak dapat menurunkan berat badan.
Seperti dilansir Guardian, persepsi yang salah ini diklaim mereka dalam rilis British Journal of Sport Medicine.
Ini semua berakar dari industri makanan yang menggunakan taktik yang sama dengan perusahaan rokok. Menyangkal, meragukan, membuat publik bingung dan bahkan membeli loyalitas para ahli dengan mempertaruhkan jutaan nyawa.
Para dokter ini juga dengan keras meminta para selebriti yang mengkampanyekan produk minuman bergula untuk berhenti mendukung promosi produk-produk ini. Mereka juga meminta gym dan klub olahraga berhenti menjual minuman-minuman jenis ini dan mengadukan jenis marketing manipulatif yang dilakukan merek-merek minuman dengan kandungan gula yang tinggi ini. Karena mensabotase usaha pemerintah untuk menerapkan pajak pada produk ini dan menerapkan larangan untuk mengiklankan junk food.
Jurnal ini juga mendapat kontra. Bahkan industri makanan menangkis balik semua fakta yang dirilis dalam jurnal tiga dokter ini.
Menurut Ian Wright, Direktur Jenderal Food and Drink Federation, asosiasi yang mewakili produsen dan retailer di industri makanan mengatakan, kalau beragam manfaat melakukan aktivitas fisik bukanlah hal yang dilebih-lebihan dan dibuat-buat oleh para pelaku industri makanan.
Gaya hidup sehat adalah hasil dari diet dan olahraga yang seimbang. Pernyataan ini didukung Susan Jebb, seorang profesor kesehatan masyarakat dan diet dari Universitas Oxford.
Menurutnya, para penulis jurnal ini gagal untuk memberikan highlight kalau program penurunan berat badan yang mengombinasikan diet dan kegiatan fisik adalah cara yang paling sukses untuk menurunkan berat badan dalam waktu singkat (3 hingga 6 bulan).
Meski begitu, perlu diakui kalau promosi dari pelaku industri makanan memang sangat excessive dan mempunyai peranan penting dalam memengaruhi gaya hidup masyarakat. Dan beberapa lembaga obesitas pun setuju dengan hal ini.
"Mereka (para pelaku di industri junk food and drinks) tahu cara membuat produk mereka lebih sehat, namun menolak untuk melakukannya. Kunci jawaban dari permasalah ini memang niatan dari para produsen dan pelaku bisnis makanan dan minum untuk lebih bertanggungjawab dalam memasarkan produknya," ujar Tam Fry dari National Obesity Forum.
Selain produsen, pilihan dan tanggungjawab dalam mengonsumsi atau menerapkan gaya hidup ini juga berada di tangan para konsumen. Saat ini, Anda harus pintar-pintar memilih dan menerapkan gaya hidup yang mana yang membuat tubuh Anda lebih sehat, terlebih dengan situasi iklim dan pencemaran bumi yang semakin terasa, tubuh kita pun jadi lebih rentan dengan berbagai penyakit. Kuncinya, mengonsumsi makanan berkualitas secukupnya dan berolahraga secukupnya sesuai kebutuhan tubuh Anda.
sumber: okezone.com
Namun menurut Dr. Aseem Malhotra, salah atu dari tiga dokter yang membuat jurnal itu, sebenarnya aktivitas fisik dan olahraga memang dapat menurunkan resiko penyakit jantung, demensia dan kondisi lain, namun tidak dapat menurunkan berat badan.
Seperti dilansir Guardian, persepsi yang salah ini diklaim mereka dalam rilis British Journal of Sport Medicine.
Ini semua berakar dari industri makanan yang menggunakan taktik yang sama dengan perusahaan rokok. Menyangkal, meragukan, membuat publik bingung dan bahkan membeli loyalitas para ahli dengan mempertaruhkan jutaan nyawa.
Para dokter ini juga dengan keras meminta para selebriti yang mengkampanyekan produk minuman bergula untuk berhenti mendukung promosi produk-produk ini. Mereka juga meminta gym dan klub olahraga berhenti menjual minuman-minuman jenis ini dan mengadukan jenis marketing manipulatif yang dilakukan merek-merek minuman dengan kandungan gula yang tinggi ini. Karena mensabotase usaha pemerintah untuk menerapkan pajak pada produk ini dan menerapkan larangan untuk mengiklankan junk food.
Jurnal ini juga mendapat kontra. Bahkan industri makanan menangkis balik semua fakta yang dirilis dalam jurnal tiga dokter ini.
Menurut Ian Wright, Direktur Jenderal Food and Drink Federation, asosiasi yang mewakili produsen dan retailer di industri makanan mengatakan, kalau beragam manfaat melakukan aktivitas fisik bukanlah hal yang dilebih-lebihan dan dibuat-buat oleh para pelaku industri makanan.
Gaya hidup sehat adalah hasil dari diet dan olahraga yang seimbang. Pernyataan ini didukung Susan Jebb, seorang profesor kesehatan masyarakat dan diet dari Universitas Oxford.
Menurutnya, para penulis jurnal ini gagal untuk memberikan highlight kalau program penurunan berat badan yang mengombinasikan diet dan kegiatan fisik adalah cara yang paling sukses untuk menurunkan berat badan dalam waktu singkat (3 hingga 6 bulan).
Meski begitu, perlu diakui kalau promosi dari pelaku industri makanan memang sangat excessive dan mempunyai peranan penting dalam memengaruhi gaya hidup masyarakat. Dan beberapa lembaga obesitas pun setuju dengan hal ini.
"Mereka (para pelaku di industri junk food and drinks) tahu cara membuat produk mereka lebih sehat, namun menolak untuk melakukannya. Kunci jawaban dari permasalah ini memang niatan dari para produsen dan pelaku bisnis makanan dan minum untuk lebih bertanggungjawab dalam memasarkan produknya," ujar Tam Fry dari National Obesity Forum.
Selain produsen, pilihan dan tanggungjawab dalam mengonsumsi atau menerapkan gaya hidup ini juga berada di tangan para konsumen. Saat ini, Anda harus pintar-pintar memilih dan menerapkan gaya hidup yang mana yang membuat tubuh Anda lebih sehat, terlebih dengan situasi iklim dan pencemaran bumi yang semakin terasa, tubuh kita pun jadi lebih rentan dengan berbagai penyakit. Kuncinya, mengonsumsi makanan berkualitas secukupnya dan berolahraga secukupnya sesuai kebutuhan tubuh Anda.
sumber: okezone.com
Sebenarnya aktivitas fisik dan olahraga memang dapat menurunkan resiko penyakit jantung, demensia dan kondisi lain, namun tidak dapat menurunkan berat badan. (foto:Funboundstate.blogspot.com) |
Komentar
Posting Komentar