Kurang Tidur Dapat Sebabkan Influenza

Sebuah penelitian baru mengungkapkan tidur yang cukup dapat membantu seseorang untuk menghindari sakit flu ringan atau influenza.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa orang-orang yang tidur kurang dari enam jam tiap malamnya empat kali lebih rentan terkena influenza dibandingkan dengan mereka yang jam tidurnya lebih panjang.

Menurut pemimpin penelitian, Aric Prather, seorang peneliti tentang tidur di Universitas San Francisco, penelitian tersebut adalah yang pertama dalam hal menggunakan jumlah jam tidur dengan mengkaitkan kebiasaan tidur alami orang-orang dan resiko terkena penyakit.

“Tidur yang singkat lebih penting daripada faktor lain dalam memperkirakan kemungkinan subyek terkena influenza," kata Prather dalam sebuah pernyataan. “Tidak penting berapa umur seseorang, seberapa tinggi tingkat stres, ras, pendidikan dan penghasilan mereka. Tidak penting apakah mereka seorang perokok atau tidak. Kalau semua itu dipertimbangkan, secara statistik jumlah waktu tidur tetap menjadi faktor penentu."

Untuk penelitian ini, antara tahun 2007 dan 2011 para periset merekrut 164 sukarelawan. Para sukarelawan menjalani pemeriksaan kesehatan lengkap dan ditanya tentang tingkat stres mereka, tabiat umum mereka dan konsumsi alkohol dan tembakau untuk menetapkan dasar kesehatan umum.

Pola tidur dan kualitas tidur para sukarelawan diukur selama seminggu sebelum diberikan virus influenza.

Subyek penelitian yang tidur kurang dari enam jam setiap malam pada minggu itu 4,2 kali lebih rentan terkena influenza.

“Bukan hanya merasa pusing atau mudah kesal," kata Prather. “Kurang tidur secara fundamental mempengaruhi kesehatan fisik seseorang."

Para peneliti yang tidak terlibat penelitian tersebut tidak terkejut dengan penemuan itu.

Mary Carskadon, seorang professor psikiatri dan perilaku manusia di jurusan kedokteran Alpert Medical School, Brown University di Providence, Rhode Island, mengatakan tidak terlalu terkejut dengan penemuan itu.

"Ini adalah penelitian yang mengkonfirmasi penelitian lain yang telah menggiring pemikiran kita ke arah ini," kata Mary Carskadon kepada Philly.com. "Tidur yang singkat dikaitkan dengan resiko kanker lebih besar dan kondisi kronis lainnya, dan tidur singkat terus-menerus dikaitkan dengan kemungkinan terkena penyakit yang lebih besar."

Kurang tidur disebut sebagai epidemi kesehatan publik di AS oleh Pusat Pengendalian Penyakit, dan menurut survei yang dilakukan tahun 2013 oleh National Sleep Foundation (Yayasan Tidur Nasional), 20 persen warga Amerika rata-rata tidur kurang dari enam jam di hari kerja.

National Sleep Foundation merekomendasikan setidaknya tidur selama tujuh jam setiap malam untuk orang dewasa.

Penelitian ini, yang diberi judul “Behaviorally assessed sleep and susceptibility to the common cold,” diterbitkan di jurnal Sleep edisi bulan September.

sumber: voaindonesia.com
Salah satu efek dari jam tidur yang kurang adalah rentan terserang influenza. (foto:funnyjunksite.com)

Komentar