Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Olahraga Singkat Dapat Meningkatkan Fungsi Otak

Gambar
Ternyata dengan melakukan olahraga selama 10 menit kita dapat meningkatkan fungsi kinerja otak, walaupun peningkatan itu hanya untuk sementara waktu. Hal dikemukakan oleh para peneliti dari Universitas Western, London, Kanada. Menurut para peneliti, hanya dengan olahraga erobik 10 menit dapat membuat beberapa bagian otak menjadi lebih prima dan dapat membantu kita dalam memecahkan masalah dan lebih fokus. Prof. Matthew Heath, ahli kinesiologi, mengatakan bahwa banyak sekali orang yang tidak secara jangka panjang berolahraga karena terbatas oleh waktu dan fisik. Lebih lanjut Prof. Heath mengatakan, "(Riset) Ini menunjukkan bahwa dengan bersepeda atau jalan cepat dalam waktu singkat, walau hanya sekali saja, akan memperoleh manfaatnya segera." Dalam risetnya, para relawan dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama hanya duduk dan membaca majalah, dan kelompok lainnya melakukan olahraga ringan dengan bersepeda santai selama 10 menit. Saat membaca maupun bersepeda, pen

Telepon Pintar Menyebabkan Ketidakstabilan Otak

Gambar
Sebuah studi mendapati ketidakseimbangan fungsi otak pada remaja yang sering bermain telepon pintar dan internet. Menurut studi yang diliris 30/11/2017 oleh Pew Research Center, 46% orang Amerika tidak dapat hidup tanpa telepon pintar mereka. Diduga bahwa di masa mendatang akan lebih banyak lagi orang-orang yang bergantung kepada telepon pintar dan barang-barang electronik lainnya untuk memperoleh informasi, dan permainan. Kekhawatiran lainnya bagi remaja-remaja itu adalah dengan seringnya menatap ponsel mereka maka semakin jarang mereka berinteraksi dengan orang lain. Hal itu tentu akan berefek kepada otak. Dr. Hyung Suk Seo, M.D., profesor neuroradiologi di Universitas Korea di Seoul, bersama rekan-rekannya menggunakan MRS (Magnetic Resonance Spectroscopy) untuk memperoleh data dari otak para remaja yang sering bermain telepon pintar dan internet. Studi melibatkan oleh 19 pemuda dengan usia rata-rata 15,5 tahun. 9 diantaranya adalah pria. Mereka adalah remaja-remaja yang keca

Lima Gaya Hidup Sehat

Gambar
Hidup penuh tekanan dan cobaan dapat membuat seseorang rentan penyakit yang disebabkan kelelahan fisik maupun pikiran. Dengan segala kemudahan di era modern ini, terkadang justru masih banyak orang yang semakin mudah terkena penyakit karena pola hidup yang tidak sehat. Menurut Dr Rachel Carlton Abrams, penulis buku Body Wise, ada lima cara mudah untuk mendapatkan kesehatan sekaligus panjang umur. Semua berawal dari pilihan hidup hingga reaksi kita dalam menjalaninya, seperti dilansir dari Female First. Makanan Dr Rachel memerhatikan orang-orang yang umurnya panjang di dunia dan mereka memiliki kesamaan dalam memilih makanan yang dikonsumsi. - Makan banyak buah dan sayuran segar. - Mengonsumsi protein nabati, seperti kacang-kacangan dibanding hewani. - Makan gandum utuh yang disukai lidah maupun tubuh. - Menghindari makanan siap saji atau yang sudah dikemas dengan bahan pengawet. - Menghindari gula, minyak yang dihidrogenasi hingga makanan yang serba digoreng. Tidur Di era

Atasi Stres Dengan Berenang

Gambar
Adalah normal bagi setiap manusia untuk memiliki kesedihan dan amarah, tanggapan emosional ini dapat membuat seseorang menjadi lesu, putus asa, tak berdaya, tidak bersemangat, bahkan menarik diri dari lingkungan. Oleh karena itu banyak orang yang memilih menghindar dari situasi yang bisa memicu kesedihan agar tidak mengalami efek-efek tersebut. Banyak pula yang memilih untuk tidak mengacuhkan gejolak emosi ini karena sering tidak tahan menghadapi kesedihannya. Akan tetapi, memendam emosi malah membahayakan kesehatan. Kesedihan dan rasa kecewa yang tidak diatasi dapat berujung pada depresi klinis. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychosomatic Research menemukan bahwa orang yang suka memendam emosi mengalami peningkatan risiko kematian dini akibat penyakit jantung koroner. Orang yang terbiasa memendam emosinya akan membawa pikiran negatif dalam tubuh yang dapat mengganggu keseimbangan hormon. Hal ini kemudian meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan denga